Selasa, 11 Januari 2011

Sejarah Kurawa ( Korawa )

Kurawa

Korawa atau Kaurawa (Sansekerta: कौरव; kaurava) adalah kelompok antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Nama Korawa secara umum berarti “keturunan Kuru”. Kuru adalah nama seorang Maharaja yang merupakan keturunan Bharata, dan menurunkan tokoh-tokoh besar dalam wiracarita Mahabharata. Korawa adalah musuh bebuyutan para Pandawa. Jumlah mereka adalah seratus dan merupakan putra prabu Dretarastra yang buta dan permaisurinya, Dewi Gandari.

Pengertian

Istilah Korawa yang digunakan dalam Mahabharata memiliki dua pengertian:

Arti luas: Korawa merujuk kepada seluruh keturunan Kuru. Dalam pengertian ini, Pandawa juga termasuk Korawa, dan kadangkala disebut demikian dalam Mahabharata, khususnya pada beberapa bagian awal.

Arti sempit: Korawa merujuk kepada garis keturunan Kuru yang lebih tua. Istilah ini hanya terbatas untuk anak-anak Dretarastra, sebab ia merupakan keturunan yang tertua dalam garis keturunan Kuru. Istilah ini tidak mencakup anak-anak Pandu, yang mendirikan garis keturunan baru, yaitu para Pandawa.

Riwayat singkat

Dalam Mahabharata diceritakan bahwa Gandari, istri Dretarastra, menginginkan seratus putera. Kemudian Gandari memohon kepada Byasa, seorang pertapa sakti, dan beliau mengabulkannya. Gandari menjadi hamil, namun setelah lama ia mengandung, puteranya belum juga lahir. Ia menjadi cemburu kepada Kunti yang sudah memberikan Pandu tiga orang putera. Gandari menjadi frustasi kemudian memukul-mukul kandungannya. Setelah melalui masa persalinan, yang lahir dari rahimnya hanyalah segumpal daging. Byasa kemudian memotong-motong daging tersebut menjadi seratus bagian dan memasukkannya ke dalam guci, yang kemudian ditanam ke dalam tanah selama satu tahun. Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari dalam setiap guci, munculah bayi laki-laki. Yang pertama muncul adalah Duryodana, diiringi oleh Dursasana, dan saudaranya yang lain.

Seluruh putera-putera Dretarastra tumbuh menjadi pria yang gagah-gagah. Mereka memiliki saudara bernama Pandawa, yaitu kelima putera Pandu, saudara tiri ayah mereka. Meskipun mereka bersaudara, Duryodana yang merupakan saudara tertua para Korawa, selalu merasa cemburu terhadap Pandawa, terutama Yudistira yang hendak dicalonkan menjadi raja di Hastinapura. Perselisihan pun timbul dan memuncak pada sebuah pertempuran akbar di Kurukshetra.

Setelah pertarungan ganas berlangsung selama delapan belas hari, seratus putera Dretarastra gugur, termasuk cucu-cucunya, kecuali Yuyutsu, putera Dretarastra yang lahir dari seorang dayang-dayang. Yang terakhir gugur dalam pertempuran tersebut adalah Duryodana, saudara tertua para Korawa. Sebelumnya, adiknya yang bernama Dursasana yang gugur di tangan Bima. Yuyutsu adalah satu-satunya putera Dretarastra yang selamat dari pertarungan ganas di Kurukshetra karena memihak para Pandawa dan ia melanjutkan garis keturunan ayahnya, serta membuatkan upacara bagi para leluhurnya.

Para Korawa

Berikut ini nama-nama seratus Korawa yang dibedakan menjadi dua versi, versi India dan versi Indonesia. Kedua Korawa utama yaitu Suyodana alias Duryodana dan Dursasana disebut lebih dahulu. Kemudian yang lain disebut menurut urutan abjad.

Duryodana (Suyodana)
Dursasana (Duhsasana)
Abaswa
Adityaketu
Alobha
Anadhresya (Hanyadresya)
Anudhara (Hanudhara)
Anuradha
Anuwinda (Anuwenda)
Aparajita
Aswaketu
Bahwasi (Balaki)
Balawardana
Bhagadatta (Bogadenta)
Bima
Bimabala
Bimadewa
Bimarata (Bimaratha)
Carucitra
Citradharma
Citrakala
Citraksa
Citrakunda
Citralaksya
Citrangga
Citrasanda
Citrasraya
Citrawarman
Dharpasandha
Dhreksetra
Dirgaroma
Dirghabahu
Dirghacitra
Dredhahasta
Dredhawarman
Dredhayuda
Dretapara
Duhpradharsana
Duhsa
Duhsah
Durbalaki
Durbharata
Durdharsa
Durmada
Durmarsana
Durmukha
Durwimocana
Duskarna
Dusparajaya
Duspramana
Hayabahu
Jalasandha
Jarasanda
Jayawikata
Kanakadhwaja
Kanakayu
Karna
Kawacin
Krathana (Kratana)
Kundabhedi
Kundadhara
Mahabahu
Mahacitra
Nandaka
Pandikunda
Prabhata
Pramathi
Rodrakarma (Rudrakarman)
Sala
Sama
Satwa
Satyasanda
Senani
Sokarti
Subahu
Sudatra
Suddha (Korawa)
Sugrama
Suhasta
Sukasananda
Sulokacitra
Surasakti
Tandasraya
Ugra
Ugrasena
Ugrasrayi
Ugrayudha
Upacitra
Upanandaka
Urnanaba
Wedha
Wicitrihatana
Wikala
Wikatanana
Winda
Wirabahu
Wirada
Wisakti
Wiwitsu (Yuyutsu)
Wyudoru (Wiyudarus)

Istimewa:

Yuyutsu adalah putra Dretarastra dari seorang dayang-dayang.

Dursala adalah adik perempuan Korawa. Ia satu-satunya wanita di antara para Korawa.

Korawa lainnya

Para Korawa (putera Dretarastra) yang utama berjumlah seratus, namun mereka masih mempunyai saudara dan saudari pula. Yaitu Yuyutsu, yaitu anak Dretarastra tetapi lain ibu, ibunya seorang wanita waisya. Kemudian dari Dewi Gandari, lahir seorang putra lagi bernama Duskampana dan seorang putri bernama Dursala (atau Duççala atau Dussala)

Senin, 10 Januari 2011

Punakawan (Cerita Lucu )

Saat saya dan teman-teman saya nonton wayang orang , ada pertunjukkan yang paling lucu , yaitu saat Punakawan tampil .
Yang paling lucu saat gareng bilang gini "Anakku minta sepatu sendal , nomornya tiga tujuh"
Terus kata Bagong gini "ya udah , beli aja di saya"
Lalu kata gareng gini "Harganya berapa  ?"
Lalu kata bagong gini "Seratus lima puluh ribu"
Saat di kasi uangnya , Bagong langsung ambil sepetu sendalnya , lalu dia menaruh di bungkusan
Saat bungkusan itu dibuka oleh gareng , ternyata isinya adalah , 1 buah sepatu , dan satu buah sendal
yang sepatu nomernta 7 dan yang sendal nomornya 3 .
lalu kata gareng gini , "Bagong.. , kamu telah tipu saya"
Kata bagong gini "Ini apa reng" sambil menunjuk sepatunya
Lalu kata  gareng gini "Ya , ini sepatu"
Kata Bagong gini "Ini apa ?" Sambil menunjuk sendal
lalu kata gareng "Ini sendal"
Kata bagong "Ini nomernya berapa ?" Sambil menunjuk nomer sendal
Lalu kata gareng "Nomernya 3"
kata bagong "Ini nomernya berapa?" Sambil menunjuk nomer sepatu
Lalu kata gareng "Ini nomernya 7"
Kata Bagong , "Ya udah , berarti sepatu sendal nomornya 37"
Kata Gareng "Bagongg... Kembaliin duit saya"
Lalu kata bagong "Enak saja , kamu kan telah beli sepatu sama saya"
Tiba-tiba Petruk datang , kata gareng "Petruk.., tolong saya , saya telah ditipu oleh bagong"
Lalu kata Petruk "Tenang.., aku punya ide"
Gareng langsung oergi supaya rencana Petruk berhasil
Kata bagong "Petruk , istriku minta kasur"
Lalu kata Petruk "ya , apa urusan saya?"
Kata Bagong "Tolong saya ya?"
Lalu kata Petruk "Ya , kamu beli saja kasur sama saya , harganya seratus lima puluh ribu"
kata Bagong "tapi kasurnya rapih ya , sudah jadi"
Lalu kata Petruk "Iya , kasurnya udah rapih , udah di pasang semuanya"
Kata Bagong "Ya ini uangnya , tapi kasurnya udah jadi ya?"
lalu kata petruk " Iya"
Saat di bawa oleh petruk ternyata bukan kasur , malahan yang di bawa Petruk itu Tiker
kata Petruk "Nah , ini kasurnya"
lalu kata bagong "Bukan yang kaya gini , tapi yang bisa mantul-mantul"
Lalu Petruk loncat-loncat sambil bicara "ini bisa mantul-mantul"
Kata Bagong gini "Wah , saya di tipu gara-gara saya nipu Gareng"

Minggu, 09 Januari 2011

Bisma

Bisma (Sanskerta: भीष्म, Bhīshma) terlahir sebagai Dewabrata (Sanskerta: देवव्रत, Dévavrata), adalah salah satu tokoh utama dalamwiracarita Mahabharata. Ia merupakan putera dari pasangan Prabu Santanu dan Dewi Gangga. Ia juga merupakan kakek dari Pandawamaupun Korawa. Semasa muda ia bernama Dewabrata, namun berganti menjadi Bisma semenjak ia bersumpah bahwa tidak akan menikah seumur hidup. Bisma ahli dalam segala modus peperangan dan sangat disegani oleh Pandawa dan Korawa. Ia gugur dalam sebuah pertempuran besar di Kurukshetra oleh panah dahsyat yang dilepaskan oleh Srikandi dengan bantuan Arjuna. namun ia tidak meninggal pada saat itu juga. Ia sempat hidup selama beberapa hari dan menyaksikan kehancuran para Korawa. Ia menghembuskan nafas terkahirnya saat garis balik matahari berada di utara (Uttarayana).

Kemunculan Bisma
Prabu Santanu akhirnya merelakan kepergian permaisurinya dan kembali lagi ke istana, memerintah kerajaan Hastinapura. 16 tahun kemudian, Prabu Santanu yang sedang bosan, jalan-jalan ke tepi sungai Gangga. Di sana ia melihat seorang putra yang sangat kuat, mampu membendung air sungai Gangga menggunakan ratusan anak panah. Setelah ibunya (Dewi Gangga) muncul dan menjelaskan asal-usul anak tersebut, Prabu Santanu sangat gembira, sebab putranya yang dibawa pergi semenjak lahir telah kembali pulang. Oleh Santanu, anak tersebut diberi nama Dewabrata. Sang Prabu mengajak anak tersebut ke istana. Dewabrata tumbuh menjadi putera yang berbakti kepada orang tua dan memiliki jiwa ksatria tinggi. Ia bahkan dicalonkan sebagai penerus tahta.

Pernikahan Santanu dengan Dewi Gangga

Pernikahan dengan Gangga

Pada saat Prabu Santanu berburu ke tepi sungai Gangga, ia bertemu dengan wanita yang sangat cantik dan tubuhnya sangat indah. Wanita tersebut adalah Dewi Gangga (dalam tradisi Jawa disebut "Jahnawi"). Ia kena kutuk Dewa Brahma untuk turun ke bumi dan menjadi pasangan keturunan Raja Kuru. Karena terpikat oleh kecantikannya, Prabu Santanu merasa jatuh cinta. Dewi Gangga pun bersedia menjadi permaisurinya dengan syarat bahwa apapun yang ia lakukan terhadap anaknya, Prabu Santanu tidak boleh melarangnya. Jika Prabu Santanu melanggar janjinya, maka Dewi Gangga akan meninggalkannya. Karena perasaan cinta yang meluap-luap, maka syarat tersebut dipenuhi.
Setelah menikah, Dewi Gangga mengandung putranya yang pertama. Namun tak lama setelah anak tersebut lahir, ibunya segera menenggelamkannya ke sungai Gangga. Begitu pula pada para puternya yang selanjutnya, semua mengalami nasib yang sama. Sang raja mengetahui hal tersebut karena selalu membuntuti istrinya, namun ia tak kuasa mencegah karena terikat akan janji pernikahannya. Ketika Sang Dewi mengandung putranya yang kedelapan, Prabu Santanu tak tahan lagi. Lalu ia menghentikan perbuatan permaisurinya yang ia anggap sebagai perbuatan biadab dan tidak berperikemanusiaan.
Dewi Gangga menghentikan perbuatannya lalu menjelaskan bahwa putra-putra yang ia lahirkan merupakan inkarnasi dari Astabasu atau delapan Wasu. Tindakannya menenggelamkan bayi-bayi tersebut adalah untuk melepaskan jiwa mereka agar mencapai surga, kediaman para Wasu. Konon, delapan Wasu tersebut pernah mencuri lembu sakti miliki Resi Wasista. Karena ketahuan, mereka dikutuk oleh Resi Wasista supaya kekuatan Dewata mereka hilang dan menjelma sebagai manusia. Salah satu dari delapan Wasu tersebut bernama Prabata yang merupakan pemimpin daripada rencana pencurian tersebut. Karena ia merupakan pelaku utama dan ketujuh Wasu lainnya hanya ikut membantu, maka Prabata yang menjelma paling lama sebagai manusia. Kelak Prabata menjelma sebagai seorang manusia sakti yang bernama Dewabrata. Setelah menjelaskan hal tersebut kepada Prabu Santanu, Dewi Gangga yang masih mengandung lenyap di sungai Gangga.

Santanu

Santanu (Sanskerta: सांतनु; Śāṇtanu) adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia adalah putra Raja Pratipa dari trah Candrawangsa, keturunan Maharaja Kuru, yang memiliki tegal bernama Kurukshetra, letaknya di India Utara. Prabu Santanu merupakan ayah Bisma dan secara legal, kakek daripada Pandu dan Dretarastra. Ia memerintah di Hastinapura, ibukota sekaligus pusat pemerintahan para keturunan Kuru, di Kerajaan Kuru.


Kehidupan awal

Prabu Santanu merupakan putra dari pasangan Raja Pratipa dengan Ratu Sunanda, keturunan Raja Kuru, yang menurunkan keluarga para Pandawa dan Korawa. Santanu berasal dari kata çanta yang berarti tenang, sebab Prabu Pratipa dalam keadaan tenang pada saat putranya lahir. Prabu Santanu sangat tampan, sangat cakap dalam memainkan senjata, dan senang berburu ke hutan. Pada saat ayahnya hendak pensiun, kakaknya, Dewapi dan Bahlika menolak mewarisi tahta. Dewapi memutuskan untuk hidup sebagai pertapa demi menemukan kedamaian, sementara Bahlika memutuskan untuk pergi berkelanan ke India Barat. Maka dari itu, Santanu menggantikan posisi ayahnya, Raja Pratipa, sebagai raja di Hastinapura.

[sunting]

Jadwal dan Tempat Pertunjukkan Wayang Orang

Apakah kamu suka wayang orang ? Kalo suka kamu mau nonton kan ???
alamat : Jl.Kalilio 15 , Senen , Jakarta Pusat

Jadwal acara =
Januari - Maret , setiap hari Sabtu

8 JANUARI 2011 :  Serial BHARATAYUDHA :
                                KRESNA DUTA

15 JANUARI 2011 : PETRUK DADI WERKUDARA

22 JANUARI 2011 : Serial BHARATAYUDHA :
                                  SETO GUGUR

29 JANUARI 2011 : PRABU TUGU WASESA
-------------------------------------------------------------------


5 FEBRUARI 2011 : ANTASENA KEMBAR

12 FEBRUARI 2011 : Serial BHARATAYUDHA :
                                   BISMA GUGUR

19 FEBRUARI 2011 : ENDANG WERDININHSIH

26 FEBRUARI 2011 : Serial BHARATAYUDHA :
                                   ABIMANYU GUGUR
------------------------------------------------------------
5 MARET 2011 : PETRUK KALANGAN PETHEL

12 MARET 2011 : Serial BHARATAYUDHA :
                              JAYAJATRA , BURUSRAWA GUGUR

19 MARET 2011 : SEMAR MBARANG JANTUR

26 MARET 2011 : Serial BHARATAYUDHA :
                               GATHUTKACA GUGUR


untuk pemesanan tiket , hub
Sdr. M.Yunus - 0856 1211 842
Sdri . Endang - 021 988 968 44

untuk lebih lanjut
email : wobharata@gmail.com
twitter : @wobharata
Facebook Group : WO Bharata
                        

Pertunjukkan Wayang Orang

pertunjukan wayang orang , gambar di atas adalah gambar pasukan kurawa sedang berkumpul di kerajaan AstinaPura